Selasa, 05 Juli 2011

RENO

Aku ada cerita..
Cerita ini terjadi saat aku dan kakakku masih menerima les privat mengaji di rumah. Pada awal-awalnya kami mempunyai dua anak didik, mereka adik dan kakak. Reno sang adik dan Rara nama kakaknya.
Sore itu cerah sekali tidak tampak mendung sama sekali apalagi hujan. Rerumputan pun tampak hijau di sela-sela pohon-pohon kecil di taman, matahari pun masih bersinar ceria di arah barat. Wah, ternyata sudah pukul 16.37 aku harus segara membersihkan badan bersiap-siap memulai les setelah 23 menit lagi. Seperti biasa les privat mengaji di rumahku dimulai pada pukul lima sore dan selesai pada saat tiba waktu sholat maghrib dan kami akhiri dengan sholat maghrib berjama’ah di kamar kecilku.
Rara tidak hadir pada les hari ini karena kemarin dia izin kalau hari ini dia sedang ada kegiatan pramuka di sekolahannya SMP 5. Hari ini Reno datang sendirian tidak ada yang menemaninya berangkat les. Rumah Reno tidak terlalu jauh dari rumahku, jadi walau berangkat sendirian pun Reno bisa dipastikan selamat sampai di rumahku, hehe. Sedikit gambaran tentang Reno. Usianya baru akan menginjak lima tahun, Reno termasuk anak kecil yang gemuk dengan pipi menggelumbung dan giginya seperti layaknya gigi-gigi anak kecil yang terlalu banyak coklat dan permen.
“Assalamu’alaikum..” terdengar suara anak kecil yang sudah familiar di telingaku.
“Wa’alaikumsalam..” jawabku seraya menuju sumber suara dan ku buka pintu. Berdiri di depanku seorang anak kecil memakai baju muslim setelan yang sangat serasi, kopiyah hijau muda serasi dengan warna bajunya, baju koko hijau bermotif gambar lucu dan celana hijau. Ya ampun, manis sekali anak ini.
“Lhoh! Reno pakai sandal siapa? Kok besar sekali?” tanyaku kaget saat pandanganku tertuju pada kaki kecilnya. Reno memakai sandal warna hijau ukuran orang dewasa, terlihat besar sekali dibandingkan kakinya yang mungil. dalam hatiku cekikikan. Dan pada saatnya cekikikanku akan terbalaskan.
“hehe.. ini sandal ayah kak”
“Lha, sandal Reno mana?”
“Tadi hilang waktu Reno maen bola, kak.. hehe..”
“Walaah!”
Reno menyambar tanganku dan ditempelkan pada pipi kanannya lalu ia berlari menuju meja kecilnya yang sudah aku siapkan di ruang tamu. Selanjutnya ia duduk bersila dan membolak-balik halaman buku iqro’ miliknya.
***
Di luar jendela matahari tampak semakin condong tenggelam di arah bumi sebelah barat. Pertanda sebentar lagi waktu maghrib tiba. Sedangkan Reno masih terbata-bata mengejah huruf hijaiyah.
Dari kejauhan suara-suara adzan sahut menyahut terdengar lirih. Shodaqollohul Adzim. Aku menyudahi les dan mengajak reno beranjak mengambil air wudhu’. Reno aku tuntun dari membasuh tangan hingga terakhir membasuh kedua kaki bergantian. Terlihat ujung pergelangan baju pada bagian tangan dan kaki Reno basah terciprat air wudlunya. Giliranku yang mengambil air wudlu dan ku katakan pada Reno agar menungguku di kamar tempat biasa kami menunaikan sholat.
Selesaiku dari wudlu’ aku langsung menuju kamar. Terlihat Reno sedang merapikan sajadah dengan tangan mungilnya. Lalu ia berdiri merapikan kopiyahnya.
“Reno siap?” tanyaku saat Reno masih memegang kopiyahnya.
“Siap kak..”
Lalu ku berbalik mengarah kiblat kulafadzkan basmalah dan niat sholat maghrib lirih.
“Allohu Akbar”
“Allohu Akbar” terdengar suara Reno lirih dan menirukan gerakanku, ia berdiri tepat di belakangku.
Raka’at demi raka’at. Sampai saat raka’at ketiga aku kembali berdiri dari sujud dan melanjutkan tanpa melafadzkan dengan keras bacaan sholatku, sedangkan Reno komat-kamit di belakangku seperti biasa. Lucu sekali anak itu. Lalu kami ruku’. Pada saat posisi ruku’ ketiga inilah kekhusyuan dan imanku diuji. Suasana hening, di luar pun hening, tentram. Suara-suara kumbang malam pun mulai terdengar tumpang tindih lirih menghiasi suasana hampir tak terdengar. Malam pun mulai menampakkan wujudnya, semakin gelap tapi tenang. Tiba-tiba terdengar sebuah nada yang merdu, merdu sekali. Bunga mawar indah yang bermekaran pun akan langsung layu seketika setelah mendengar nada ini. Nada ini mengangandung unsur bass di dalamnya. Aku masih dalam posisi ruku’ dengan tulang belakang lurus dan posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
“Duuutt.. Duuuuttt..”
Reno cekikikan di belakangku.


(untuk Reno)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar